APAKAH TIKTOK SINDROME ITU ADA? ATAU DAMPAKNYA BERMAIN TIKTOK SECARA PSIKOLOGIS ITU ADA NDA SIH?

Aplikasi TikTok saat ini tengah digemari oleh banyak kalangan termasuk anak-anak. Tak hanya memfasilitasi lagu yang tengah hits, tapi juga memberi gerakan tarian yang harus diikuti sehingga memberi keasyikan tersendiri. 
Dilansir dari Mojok.co, jika seseorang mengatakan bahwa sindrom itu memang ada, kemungkinan yang dimaksud adalah Tourette Syndrome, sindrom yang penderitanya sering melakukan gerakan repetisi dan suara-suara yang tidak diinginkan. Gerakan tersebut dilakukan di luar kontrol otak, mirip refleks yang agak aneh. Tapi, gerakan repitisi penderita Tourette syndrome ini bukan jogetan TikTok.

Dilansir dari Tourette.org, Tourette Syndrome adalah salah satu jenis Tic Disorder. Tic merupakan gerakan dan vokalisasi yang terjadi secara tidak disengaja, namun berulang. Mereka adalah gejala utama dari sekelompok kondisi neurologis masa kanak-kanak yang dikenal secara kolektif sebagai Tic Disorder dan secara individual sebagai Tourette Syndrome (TS), motor atau vokal Tic Disorder yang kronis, dan Provisional Tic Disorder.
Dilansir dari Alodokter.com, kondisi ini biasanya dimulai pada usia 2-15 tahun, dan lebih umum terjadi pada anak laki-laki dibanding anak perempuan. Tic tidak bertahan lebih dari satu tahun. Namun, pada anak-anak dengan Tourette Syndrome, tic berlangsung selama lebih dari satu tahun dan muncul dalam berbagai macam perilaku.






Hingga saat ini, penyebab pasti Tourette Syndrome masih belum diketahui. Namun, ada sejumlah dugaan bahwa kondisi ini disebabkan oleh:
  • Sistem saraf otak. Beberapa studi menunjukkan, anak dengan sindrom Tourette memiliki cacat pada struktur, fungsi, atau zat kimia otak yang menghantarkan impuls saraf (neurotransmitter), termasuk serotonin dan dopamin.
  • Genetik. Pada banyak kasus, kelainan gen yang diwarisi orang tua pada anak diduga sebagai penyebab sindrom Tourette.
  • Lingkungan. Gangguan yang dialami ibu selama masa kehamilan dan kelahiran diduga menjadi pemicu sindrom Tourette pada anak. Gangguan tersebut dapat berupa stres yang dialami ibu dalam masa kehamilan atau proses kelahiran yang berlangsung lama. Kondisi fisik bayi saat lahir juga diduga turut berdampak pada kemunculan sindrom ini, misalnya berat lahir di bawah normal. Selain itu, infeksi kuman Streptococcus pada anak diduga juga terkait dengan terjadinya sindrom ini.

DAMPAKNYA TikTok DIMASYARAKAT

SISI POSITIF: MENIMBULKAN KREATIFITAS

Aplikasi video ini membuat penggunanya bisa berkreasi seperti menyanyi, menari bahkan bermain sulap menggunakan efek-efek khusus. Semuanya mengandalkan kreativitas saja agar bisa menghasilkan video yang apik, ciamik dan menarik.
Dengan menggunakan aplikasi Tik Tok. kita bisa mengeluarkan kreativitas kita lebih banyak lagi. Misalnya seperti bernyanyi, dubbing, lipsing, membuat konten-konten seru yang unik, sampai menjadi seorang influencer seperti artis, selebgram, bloger, youtuber, dan lainnya.  Namun di antara semua anak muda di dunia ini, ada satu pengguna Tik Tok yang belakangan ini cukup menyita perhatian warganet.
Namanya adalah Hari Kutty dari Theni, India. Video Tik Tok kreasinya bahkan dinobatkan warganet sebagai yang terbaik di dunia.  Dikutip dari Instagram pribadinya, @harikutty001, pemuda ini mengatakan saat membuat video itu dia menggunakan sembilan HP sekaligus untuk membuat urutan adegannya setelah yang pertama.
Tampaknya itu hal yang sangat sulit yang membuatnya hampir menyerah. Dia bahkan harus memastikan kesembilan HP itu memiliki daya baterai yang cukup dan tak ada panggilan masuk saat proses pembuatannya. Sayangnya, ada beberapa orang yang menelponnya saat itu, membuat prosesnya terganggu dan hal itu membuatnya kesal.
Namun demi menghasilkan video Tik Tok yang bagus dan menghibur, dia bahkan rela mengulanginya lagi dan bersabar hingga semuanya beres. Banyak warganet salut dan memuji hasil kreaativitasnya.
Membuat video Tik Tok yang unik dan menyenangkan memang wajar saja dan hak dari semua orang yang menyukainya. Namun, perlu cerdas-cerdas dalam membuatnya ya, sehingga tujuan adanya aplikasi ini benar-benar tercapai, yaitu untuk menciptakan kreatifitas. Jangan sampai keinginan membuat video Tik Tok malah merugikan diri sendiri atau orang lain.

SISI NEGATIF: LANGKAH KILAT MENJADI ARTIS

Digunakan oleh hampir semua kalangan, aplikasi ini sukses membius kalangan milenial.
Banyak kasus yang muncul karena “kecanduan” aplikasi ini. Sehingga Tik Tok membuat penggunanya, terutama remaja, haus eksis demi mengejar “viralitas”.
Masih ingatkah kejadian beberapa bulan yang lalu, seorang anak perempuan menggunggah video TikTok bersama jenazah kakeknya? Si anak perempuan ini sempat menghapus video tersebut beberapa saat namun mengunggahnya kembali sehingga videonya menjadi viral, bahkan ketika video ini menjadi viral, ditengah hujatan dan bully-an dari para netizen, si anak perempuan ini malah menantang warganet agar videonya mencapai 1 juta views.
Ada lagi kisah lain yang berasal dari Negeri Tirai Bambu. Seorang balita berusia dua tahun yang berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, dilaporkan mengalami luka serius. Bocah malang ini cedera akibat ulah konyol sang ayah yang melakukan gerakan berbahaya yang ia lihat di Tik Tok. Tanpa sengaja ia menjatuhkan buah hatinya ketika ia mencoba membalikkan tubuh sang anak 180 derajat.
Insiden nahas yang terjadi di berbagai tempat di dunia memaksa produsen Tik Tok untuk menyisipkan tombol “do not attempt” pada klip yang menampilkan adegan berbahaya.
Di lansir dari Liputan6.com, Seorang siswi SMA berusia 15 tahun mengatakan, dia memeriksa aplikasi setiap 10 menit karena video-video lucu itu membantunya menghilangkan stres. Tetapi ketika mereka menerima komentar negatif, mereka merasa tidak bahagia. “Para pembenci pergilah” adalah kata-kata yang kerap disisipkan di profil mereka.
“Dibandingkan dengan Facebook dan Instagram, saya memiliki lebih banyak ‘like’ di sini,” ungkap seorang gadis remaja. Dia memposting lebih dari 650 video yang mendapatkan 35.400 like dan memiliki lebih dari 2.000 pengikut.
Tetapi Dr. Elda Chan Mei-lo, seorang supervisor di ‘Rumah sakit Tung Wah Group’, memperingatkan bahwa kaum muda yang mengevaluasi diri mereka sendiri melalui jumlah “like” di media sosial bisa menimbulkan risiko serius.
“Jumlah ‘like’ yang Anda dapat tidak menunjukan bahwa Anda adalah pribadi yang menyenangkan,” kata Chan

Pro dan kontra


  • Disalah gunakan
Pada mulanya, Tik Tok adalah aplikasi untuk bersenang-senang semata. Namun, sebagian besar anak muda malah menyalahgunakan aplikasi ini. Hal itu membuat banyak orang yang meminta aplikasi ini di blokir di Indonesia.
  • Dapat Cap alay
Tak semua orang menyukai aplikasi ini. Sebagian orang menganggap pengguna aplikasi ini adalah orang “alay”. Tak heran, jika para pengguna aplikasi Tik Tok kerap mendapat kritikan dan cacian.
  • Jadi hal lucu
Meski dianggap alay dan sering dibanjiri cacian, sebagian menganggap aplikasi ini masih wajar. Pasalnya, sebagian pengguna membuat konten lucu yang menghibur.

KESIMPULAN

Tik Tok memang dibuat sebagai media entertain baik bagi penggunanya maupun yang lagi nonton, platform ini bagus untuk melatih kreativitas para penggunanya sehingga bisa menjadi online content creator yang keren apalagi jika bisa menambahkan bakat lain seperti dance misalnya, tapi akan menjadi tidak tepat jika bermain TikTok untuk mengejar viralitas dengan segala cara termasuk goyang vulgar dan kegiatan kurang beradab lainnya.
Lama-kelamaan aplikasi ini tidak hanya memenuhi kebutuhan penggunanya sebagai kegiatan melatih kreativitas tetapi juga untuk keperluan narsistik bagi mereka yang sudah kecanduan. Narsistik adalah kepribadian yang butuh dirinya untuk diakui dan dikagumi karena merasa dirinya istimewa.

Menurut saya, orang narsis bukanlah orang yang jahat, annoying mungkin iya, satu-satunya respon yang tepat terhadap orang seperti ini adalah bukan dengan membenci melainkan merasa kasihan, karena sebenarnya dibalik sifat superiornya mereka adalah pribadi yang sangat rapuh. Mangkanya mereka membentengi diri dengan rasa percaya diri yang seolah-olah tinggi padahal butuh diperhatikan salah satunya ya dengan main TikTok tampa melihat dampak yang akan terjadi.
Jadi, sebenernya TikTok itu gak salah, cuma para penggunanya aja yang kadang tidak bisa mengontrol diri.

Referensi



Komentar