Penenangan Jiwa ala Majapahit Dahulu Kala

Halo Sahabat! assalamualaikum dhika disini mau bercerita, karena kemarin kan kecapean ngurus bapak yang sakit. antara halusinasi dan indigonya aku jalan tiba-tiba ada bapak-bapak bukan bapak ding sesepuh orang jawa bilangnya. dia ngakunya namanya mpu prapanca, dia bilang "le kamu tenang aja coba kamu terapkan emoh lima dari kitab negara kertagama kedamaian kamu akan muncul." otomatis aku kaget kan. ini beneran apa tidak? apa aku halusinasi. ku tanya nama "nama eyang siapa? darimana? kok tahu aku dan memberikan ini kepada aku?". beliau pun membalas "nama eyang, prapanca biasa disebut zaman dahulu kala mpu pranca, leluhur mu minta tolong sama eyang untuk memberikan ini langsung ke kamu, jangan lupa dibagikan ke teman-teman mu ya...." . 

oke disitu aku langsung diem, emang iya aku keturunan langsung dari panglima besar yang ada di majapahit kala itu yang menyatukan indonesia dengan sumpahnya yang terkenal. eyang ternyata sangat sayang sama aku. akhirnya karena ini disuruh untuk dishare ya ku share.... lo ada sahabat yang ngerti emoh limo, ayo bercerita bersama disini.

Sejarah Kakawin Negarakertagama 

Naskah ini selesai ditulis pada bulan Aswina tahun Saka 1287 (September – Oktober 1365 Masehi), penulisnya menggunakan nama samaran Prapanca, berdasarkan hasil analisis kesejarahan yang telah dilakukan diketahui bahwa penulis naskah ini adalah Dang Acarya Nadendra, bekas pembesar urusan agama Buddha di istana Majapahit. Dia adalah putera dari seorang pejabat istana di Majapahit dengan pangkat jabatan Dharmadyaksa Kasogatan. Penulis naskah ini menyelesaikan naskah kakawin Negarakretagama diusia senja dalam pertapaan di lereng gunung di sebuah desa bernama Kamalasana.[1]Hingga sekarang umumnya diketahui bahwa pujangga "Mpu Prapanca" adalah penulis Nagarakretagama.

Kakawin ini menguraikan keadaan di keraton Majapahit dalam masa pemerintahan Prabu Hayam Wurukraja agung di tanah Jawa dan juga Nusantara. Ia bertakhta dari tahun 1350 sampai 1389 Masehi, pada masa puncak kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada di Nusantara. Bagian terpenting teks ini tentu saja menguraikan daerah-daerah "wilayahkerajaan Majapahit yang harus menghaturkan upeti.
Nagarakretagama ditulis dalam bentuk kakawin (syair) Jawakuna. Tiap kakawin terdiri dari empat baris, disebut pada. Tiap barisnya terdiri dari delapan hingga 24 suku-kata, disebut matra. Naskah kakawin ini terdiri dari 98 pupuh, dibagi dalam dua bagian, yang masing-masing terdiri dari 49 pupuh.[1] Tiap pupuh terdiri dari antara satu hingga sepuluh pada. Dilihat dari sudut isinya pembagian pupuh-pupuh ini sudah dilakukan dengan sangat rapi.
Bagian pertama 49 pupuh, dari pupuh 1 sampai 49, dengan rincian:[1]
  • 7 pupuh tentang raja dan keluarganya (pupuh 1–7)
  • 9 pupuh tentang kota dan wilayah Majapahit (pupuh 8–16)
  • 23 pupuh tentang perjalanan keliling Lumajang (pupuh 17–39)
  • 10 pupuh tentang silsilah raja Majapahit dari Kertarajasa Jayawardhana sampai Hayam Wuruk (pupuh 40–44)
Bagian kedua 49 pupuh, dari pupuh 50 sampai 98, dengan rincian:
  • 10 pupuh tentang perjalanan Hayam Wuruk yang sedang berburu di hutan Nandawa (pupuh 50–59)
  • 23 pupuh tentang oleh-oleh dari pelbagai daerah yang dikunjungi, perhatian Raja Hayam Wuruk kepada leluhurnya berupa pesta srada, dan tentang berita kematian Patih Gajah Mada (pupuh 60–82)
  • 9 pupuh tentang upacara keagamaan berkala yang berulang kembali setiap tahun di Majapahit, yakni musyawarah, kirap, dan pesta tahunan (pupuh 83–91)
  • 7 pupuh tentang pujangga yang setia kepada raja (pupuh 92–98)[1]
Kakawin ini bersifat pujasastra, artinya karya sastra menyanjung dan mengagung-agungkan Raja Majapahit Hayam Wuruk, serta kewibawaan kerajaan Majapahit. Akan tetapi karya ini bukanlah disusun atas perintah Hayam Wuruk sendiri dengan tujuan untuk politik pencitraan diri ataupun legitimasi kekuasaan. Melainkan murni kehendak sang pujangga Mpu Prapanca yang ingin menghaturkan bhakti kepada sang mahkota, serta berharap agar sang Raja ingat sang pujangga yang dulu pernah berbakti di keraton Majapahit. Artinya naskah ini disusun setelah Prapanca pensiun dan mengundurkan diri dari istana. Nama Prapanca sendiri merupakan nama pena, nama samaran untuk menyembunyikan identitas sebenarnya dari penulis sastra ini. Karena bersifat pujasastra, hanya hal-hal yang baik yang dituliskan, hal-hal yang kurang memberikan sumbangan bagi kewibawaan Majapahit, meskipun mungkin diketahui oleh sang pujangga, dilewatkan begitu saja. Karena hal inilah peristiwa Pasunda Bubat tidak disebutkan dalam Negarakretagama, meskipun itu adalah peristiwa bersejarah, karena insiden itu menyakiti hati Hayam Wuruk. Karena sifat pujasastra inilah oleh sementara pihak Negarakretagama dikritik kurang netral dan cenderung membesar-besarkan kewibawaan Hayam Wuruk dan Majapahit, akan tetapi terlepas dari itu, Negarakretagama dianggap sangat berharga karena memberikan catatan dan laporan langsung mengenai kehidupan di Majapahit.[1]

berdasarkan laporan diatas dibuat lah risalah untuk membentuk molimo yang disempurnakan oleh Raden Rahmat ya betul, salah satu sunan yang menjadi sunan walisongo, yakni sunan ampel. dia membuat ajaran molimo dengan penyempurnaan dengan melihat dari masa lampau dan melihat keadaan masyarakat surabay kala itu yang tidak beretika. Emoh limo disini bukan hanya ajaran untuk agama islam tapi ajaran agar membuat masyarakat kembali menjadi beretika dan memiliki tata krama serta mengenalkan masyarakatnya kepada tuhan allah swt yang maha khalik.

MOLIMO


salah satu ajarannya yang terkenal adalah ajaran Molimo, "mo" yang berarti moh atau tidak, dan limo yang berarti lima, tidak melakukan lima pantangan. Ajaran ini dikhususkan kepada kaum lelaki yang ingin mencapai hidup dalam damai di dunia maupun di akhirat. Kelima ajaran itu adalah;
  • Moh Madat
  • Yang artinya tidak mau mengisap candu atau penggunaan obat-obatan terlarang, terutama yang dilarang oleh ajaran Agama.
  • Moh Madon
  • Yang artinya tidak mau main perempuan. Hal yang wajib dihindari oleh para lelaki.
  • Moh Mabuk
  • Yang artinya tidak boleh minum minuman keras atau hal yang memabukkan.
  • Moh Maling
  • Yang artinya tidak mau mencuri, mengambil barang yang bukan haknya.
  • Moh Main
  • Yang artinya tidak mau berjudi, dalam bentuk apapun.
Biarpun terdengar gampang dilakukan, namun sangat sulit untuk melakukan ajaran tersebut. Disamping dilengkapi dengan akal untuk berfikir, manusia juga diberi nafsu oleh Sang Maha Pencipta, maka dari itulah, tidak ada manusia yang luput dari salah. Karena manusia memang tempatnya salah dan dosa.
Dalam kehidupan sendiri, disamping ada sisi negatif ada juga sisi positif dari suatu kejadian. Dalam hal ini, ada baiknya juga jika kita melakukan perbuatan "Limo" dalam ajaran tersebut. Namun bukan melakukan perbuatan yang seharusnya dijauhi, melainkan melakukan semangat/spirit orang-orang yang melakukannya. Untuk penjelasannya sebagai berikut;
  • Madat.
  1. Madat atau menghisap obat-obatan terlarang, merupakan perbuatan yang harus dihindari. Namun ada sisi positif dibalik penggunaan obat-obatan yang dapat memberi kenikmatan itu. Kita jadi lebih bisa memaknai nikmat yang telah diberikan oleh Allah, jadi kita lebih bisa bersyukur atas nikmat tersebut. :)
  • Madon
  1. Jika dilihat, orang-orang yang melakukan perbuatan zina dan main perempuan, mereka lebih terlihat rapi dan berpakaian sopan demi menarik perhatian para wanita yang mereka jumpai. Nah, semangat inilah yang bisa kita ambil untuk diri kita, bahwa kita jadi lebih bisa menghargai diri sendiri untuk kenyamana orang lain disekitar kita.
  • Mabuk
  1. Sering kita melihat, jika ada orang yang mabuk atau dibawah pengaruh minuman keras, ia akan cenderung ngomong ngalor-ngidul ga karuan. Dan kadang, mereka malah mengucapkan rahasia yang harisnya tidak boleh mereka katakan. Sehingga bisa dikatakan, mereka menjadi orang yang jujur, meski dalam keadaan mabuk. Hal inilah yang dapt diambil, bahwa pada saat dibawah alam sadarnya, mnusia bisa melakukan kejujuran.
  • Maling
  1. Tahukah kalian, para maling pasti sudah mempersiapkan segala sesuatu demi kesuksesan aksinya. Termasuk ketekunan dalam mengintai mangsa. Jadi tidak  tidak serta merta melakukan begitu saja. Nah pelajaran yang bisa diambil adalah ketekunan tersbut, kita bisa menggunakan ketekunan itu, dalam kehidupan, misalnya dalam berusaha untuk menafkahi keluarga.
  • Main
  1. Main, atau berjudi, sudah pasti harus dijauhi, karena  perilaku ini membuat orang-orang jadi malas dalam bekerja. Walaupun bisa dikatakan bekerja, namun sebenarnya yang bekerja adalah uang mereka. Tetapi tahukah kalian, dalam berjudi sendiri, sebenarnya memerlukan keahlian khusu, yakni ketelitian untuk menang. Dalam hal ini, kita bisa mengambil pelajaran bahwa, manusia yang sudah dilengkapi dengan akal dan fikiran, agar bisa menggunakan akal dan fikirannya dengan optimal untuk kebaikannya atau orang-orang disekitarnya
Oke Sekarang Sahabat sudah paham kan, telusurnya dan kaitannya. aku aja baru tau dan ngeh. wkwkwkwkwk jika sahabat ada yang kurang sesuai berdasarkan teori yang benar dan ada faktanya ayo bercerita disini. biar kita sama-sama makin kaya ilmu. terimakasih,.... assalamualaikum 

referensi 
  • (Belanda) J.L.A. Brandes, Nāgarakrětāgama; Lofdicht van Prapanjtja op koning Radjasanagara, Hajam Wuruk, van Madjapahit, naar het eenige daarvan bekende handschrift, aangetroffen in de puri te Tjakranagara op Lombok 1902.
  • (Belanda) H. Kern & N.J. Krom, Het Oud-Javaansche lofdicht Nāgarakŗtāgama van Prapañca (1365 AD)1919.
  • (Indonesia) Slametmuljana (dkk.), Prapantja:Nagarakretagama, diperbaharui kedalam bahasa Indonesia1953.
  • (Belanda) C.C. Berg, Het Rijk van de Vijfvoudige Buddha1962.
  • (Inggris) Th. Pigeaud, Java in the Fourteenth Century1960-'63.
  • (Inggris) S.O. Robson, Desawarnana (Nagarakrtagama)1995
  • Terjemahan Lengkap Naskah Kakawin Nagarakretagama, dari situs www.sejarahnasional.org
  • Nagarakretagama Diakui sebagai Memori Dunia, kompas.com
  • https://cakpras.blogspot.com/2012/10/menirukan-perilaku-limo-dalam-ajaran.html











Komentar